Rabu, 13 Februari 2008

Valentine's Day Itu Bualan!

Hafsa Mutazz on the February 11th, 2008 If there were no words…no way to speak I would still hear you If there were no tears No way to feel inside, I'd still feel for you And even if the sun refused to shine Even if romance ran out of rhyme You would still have my heart until the end of time You're all I need, my love, my Valentine Pernah mendengar lantunan lagu dari lirik di atas? Yup, itu adalah penggalan lagu wajib bulan Februari yang berjudul Valentine . Dengan suara merdu Martina McBride diiringi lantunan piano ciamik dari Jim Brickman, lengkap sudah nuansa syahdu yang dihadirkannya. Apalagi kalo kamu lagi poling in lop (falling in love), huaaa….suuasana Februari yang mellow jadi semakin biru…. (eh, pink kali yee..). Kehebohan Valentine's Day (VD) sebagai sebuah perayaan hampir-hampir menjadi menu wajib dan menggantikan hari besar lainnya. Coba bandingkan peringatan Isra' Mi'raj, dan Maulid Nabi dengan Valentine's Day. Jauh banget dah. Peringatan hari besar Islam identik dengan ceramah, dihadiri oleh sosok berjenggot dan perempuan berjilbab, dan dirayakan secara sederhana. Itu semua bagi sebagian orang dianggap sebagai simbol kuno. Sebaliknya dengan perayaan VD yang identik dengan pesta sambil membawa pasangan lawan jenis masing-masing, baju rapi jali bagi yang cowok dan gaun malam yang setengah telanjang bagi si cewek, dan perayaan secara mewah. Inilah simbol yang katanya modern yang banyak diikuti remaja. Anak SD, SMP, SMA, hingga kuliah bahkan yang sudah kerja pun merasa bahwa merayakan hari Valentine adalah wajib. Didorong oleh media baik elektronik semacam TV dan cetak semisal surat kabar, majalah dan tabloid, momen Valentine's Day ini sengaja di blow-up oleh pihak-pihak tertentu. Seakan-akan ada rasa malu dan ketinggalan jaman bila sampai tidak ikut merayakan hari yang katanya penanda kasih sayang itu. Valentine, bukan budaya kita Sudah banyak tulisan yang membahas tentang hal ini. Kalo kamu rajin browsing internet dan banyak baca artikel di sana, akan terlihat bahwa Valentine bukanlah milik kita. Sedikit mengulas bahwa ada beberapa versi yang menyebutkan darimana asal muasal perayaan VD ini. Ada versi yang mengatakan bahwa hari Valentine adalah perayaan untuk mengenang pendeta Valentino yang mati karena membela keyakinannya. Ada juga yang bilang pendeta ini mati karena membela cinta dua jenis anak manusia padahal gereja telah melarangnya. Bahkan ada versi yang mengatakan bahwa pada tanggal14 Februari ini adalah musim kawin sejenis burung tertentu. (lengkapnya silakan lihat di Microsoft Student with Encarta Premium 2008) Dari sekilas penjelasan di atas, kamu-kamu jadi ngeh kan bahwa sesungguhnya budaya hari Valentine dan merayakannya bukan berasal dari Islam. ?Kan boleh, cuma sekadar ikut merayakan saja. Bukankah ini hari kasih sayang sedunia yang universal?' Mungkin sebagian dari kamu berdalih begitu. Oke, tapi bagi kaum muslimin, kita udah diwanti-wanti sama Allah Swt. melalui firmanNya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS al-Israa [17]: 36) Nah, inilah uniknya Islam. Tidak ada yang namanya sekadar ikut, cuma ngikut atau ikut-ikutan saja. Sebelum melakukan suatu perbuatan, sebagai muslim, kita harus paham apa dan bagaimana Islam menyikapinya. Ini mendidik kamu, para remaja muslim, agar tidak menjadi generasi pembebek. Generasi yang bisanya cuma ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya. Islam mengajak kamu untuk cerdas dalam menyikapi sesuatu. Tidak ada kata "cuma" dalam kehidupan seorang muslim. Itu karena tiap perbuatan meskipun itu sebesar debu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Begitu juga dengan perayaan Valentine. Banyak orang berdalih untuk membenarkan dirinya sendiri ketika ia turut larut dalam perayaan ini. Atau, meskipun ia tidak turut merayakan, tapi ia juga tidak melarang. Walah, ragu-ragu maksudnya? Begitulah, di satu sisi orang seperti ini takut dicap fanatik, tapi di sisi lain ia juga takut dianggap ketinggalan jaman. Jadilah, antara bilang iya dan tidak dalam penyikapannya. Valentine, sarana perusak generasi Rasulullah saw. Bersabda: Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi? (HR. Bukhari Muslim) Bukan karena Rasulullah pinter meramal ketika apa yang dikatakan beliau ternyata benar adanya. Tapi karena beliau khawatir terhadap kebodohan umat yang semakin meluas. Kebodohan inilah yang menjadi penyebab kaum muslim yang seharusnya sebagai umat terbaik, malah menjadi umat pengekor. Dan ternyata, semua itu menjadi kenyataan ketika kita melihat kelakuan remaja-remaja sekarang yang bisanya cuma mengikut budaya Barat. Emang sih, nggak semua yang berasal dari Barat itu buruk. Tapi dalam hal perayaan hari Valentine ini jelas-jelas buruk dan merusak generasi muda. How? Pertama, mulai dari asal muasalnya aja udah jelas-jelas nggak benar menurut pandangan Islam untuk ikut merayakan. Kedua, yang namanya merayakan Valentine, umumnya sama pasangan alias kekasih atau pacar. Ketiga, kalo udah mulai urusan pacar-pacaran begini, mau dibawa kemana hubungan dua anak manusia berlainan jenis kelamin ini? Gaul bebas? Sangat mungkin! See , nggak kekurangan cara musuh Islam untuk merusak kaum muslimin termasuk generasi mudanya. Seiring dengan semakin bebasnya teknologi informasi berupa alat telekomunikasi, budaya merayakan Valentine ini dengan mudah masuk ke kamar-kamar kita. Bisa lewat surat kabar, majalah remaja, radio, TV, internet, HP, dll. Bo'ong besar kalo ada yang bilang bahwa Valentine adalah hari kasih sayang. Kalo memang seperti itu, kenapa juga yang dijadikan sasaran adalah anak-anak muda? Kenapa bukan ibu-bapak kita, kakek-nenek kita? Soalnya jauh lebih strategis merusak generasi yang bakal menjadi penerus peradaban alias pemuda. Kalo pemudanya rusak, ho ho ho, mudah banget merusak sendi lainnya. Betul itu. Valentine, wajah buruk budaya Barat Valentine's Day diyakini sebagai hari kasih sayang. Ah, masa' iya sih? Jangan mudah kamu dibodohi oleh slogan semacam ini. Why? Karena kalo beneran mereka yang suka menjajakan Valentine itu memang merayakan kasih sayang, tanya buktinya. Angka perceraian tinggi, anak-anak menjadi rusak karena brokenhome , prostitusi merajalela bahkan disahkan oleh negara, aborsi juga legal, para orang tua ditelantarkan di panti jompo dll. Inikah kasih sayang yang bisa dicontohkan oleh mereka? Lalu sekarang coba tengok ke arah Timur. Irak hancur lebur, muslimahnya jadi korban perkosaan para tentara Barat, anak-anak kecil dan orangtua serta warga sipil dibantai tanpa ampun, negerinya dijajah dan porak-poranda. Belum lagi Afghanistan, Bosnia, Chechnya, bahkan Indonesia. Semuanya dijajah. Bila tidak secara fisik, pastilah secara ekonomi dengan hutang yang diwariskan pada anak cucu kita. Secara budaya, salah satunya adalah memaksakan perayaan Valentine ini ke generasi muda kita. Waspadalah! Waspadalah! Pheww….ternyaata jauh banget ya kenyataan dengan syahdunya lirik lagu di atas? Jaka sembung bawa kebo, nggak nyambung bo'. Masa' iya sih, setelah tahu hakikat asli wajah buruk di balik Valentine, kamu masih suka-cita menyambutnya? Nyadar euy! Valentine itu hanya sebuah momen bagi para kapitalis yang mata duitan untuk menangguk untung sebanyak-banyaknya. Coklat, boneka, dan bunga jadi laris manis. Begitu juga dengan kartu sok romantis padahal aslinya cuma pingin mendapat kecup manis dari sang gebetan. Walah, naudzubillah banget. Campakkan Valentine! Yo'i, saatnya kita mencampakkan budaya yang jelas-jelas nggak memberi manfaat apa pun pada kita, kaum muslimin. Kalo hanya dengan alasan kasih sayang, Islam adalah sumber dan muara kasih sayang itu sendiri. Mulai dari haramnya aborsi karena setiap anak punya hak hidup, naluri sayang seorang ibu juga dijaga agar tidak dirusak oleh paham atas nama kebebasan. Begitu juga dengan penghargaaan seorang anak yang tinggi untuk menghormati ibu dan bapaknya. Nggak ada konsep penitipan panti jompo dalam Islam. Toh, betapa pun tuanya orangtua kita, merekalah yang dulu pernah melahirkan dan membesarkan kita dengan kasih sayang. Tul kan? Hubungan laki-laki dan perempuan bila ingin berkasih-sayang, ada sarananya. Pernikahan. Di sinilah satu sama lain diajari untuk mengenal kasih-sayang sejati yang diikuti tanggung jawab. Bukan hanya bisa memberi bunga, coklat dan boneka tanpa berani berkomitmen dan maunya sekadar pacaran mulu. Tapi Islam mengajarkan cowok untuk jadi laki-laki sejati, begitu dengan para cewek. Jangan mau digombali hanya dengan rayuan tak bermutu. Bukan hanya dengan sesama manusia, kasih sayang dianjurkan oleh Islam untuk diberikan juga pada makhluk lainnya semisal hewan, tumbuhan dan lingkungan. Hewan boleh disembelih sewajarnya untuk kebutuhan umat manusia. Tidak boleh menyiksa apalagi menyakitinya. Jangan malah kebalik. Banyak orang kafir itu yang tidak mau menyakiti binatang, tapi malah hobi membantai umat manusia terutama kaum muslimin. Tumbuhan juga harus diperlakukan dengan seharusnya. Tidak boleh ada eksploitasi hutan demi memuaskan nafsu para kapitalis yang haus duit. Mereka yang suka gembar-gembor Valentine's Day dan kasih sayang, malah mereka juga yang enggan untuk melindungi dan menyayangi bumi. Contohnya Amerika tuh yang menolak peduli terhadap efek global warming atau pemanasan global. Ozon yang semakin menipis karena efek rumah kaca, toh itu juga banyak berasal dari negaranya yang penuh dengan gedung bertingkat dan pemakaian freon secara berlebihan. Kalau sudah begini, kamu masih percaya dengan Valentine's Day adalah hari kasih sayang? Universal pula? Naif banget kalo iya. Moga aja dengan artikel sederhana ini kamu tersadar akan bualan nggak bermutu tentang makna kasih sayang. Cukup Islam saja sebagai tolok ukur dalam seluruh perbuatan kita. Insya Allah pasti selamat dunia-akhirat. Dijamin! So , mari kita campakkan Valentine dan ambil Islam saja sebagai the way of life yang penuh kasih sayang. Yuk, kaji Islam biar cerdas dan takwa.

Rabu, 30 Januari 2008

Tanpa Judul (True Story)

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno (58 tahun) kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.

Mereka dikaruniai 4 orang anak. Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan, itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakanapa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka Dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" .

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi ,kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak,kami janji kami akan merawat ibu bergantian".

Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka." Anak2ku Jikalau hidup didunia ini hanya untuk nafsu Mungkin bapak akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah Melahirkan kalian".. sejenak kerongkongannya tersekat, kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini. kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang". kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh orang lain bagaimana dengan ibumu yg masih sakit. Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..

Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber diacara islami Selepas shubuh dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2..disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak suyatno bercerita".

Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah semuanya akan luntur. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah..dan itu merupakan ujian bagi saya, sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit...setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya dapat bercerita kepada Allah

Diatas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya..

Selasa, 29 Januari 2008

Pesan Al-Quran Tentang Tujuan Hidup

Bismillahirrahmaanirahiim

Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan-pesan Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya

Nasehat ini untuk semuanya ..........
Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........
Untuk mereka yang belum memiliki arah.........
dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.
nasehat ini untuk semuanya.......
Semua yang menginginkan kebaikan.

Nikah itu ibadah.......
Nikah itu suci........... ingat itu......
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan.....
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan.....
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta....
Namun...... jika cinta engkau jadikan sbg landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......
Niscaya engkau akan selamat, Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.

Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu".....
disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan.......
Jika ini kau lakukan "istanamu" tidak akan langgeng..
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw....
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tdk mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar........
Menjahit bajunya yang robek........

Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu".....
Disayang, dimanja dan dilayani suami......
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu....
Jika itu engkau lakukan, "istanamu" akan menjadi neraka bagimu Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........

Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engkau lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan sang istri.

Tegaslah terhadap istrimu.....
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya......
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth.....
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu....

Didiklah istrimu...
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Muhammad saw menerima tugas risalah.....

Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah...
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam....
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Jika engkau menjadi istri...
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu...
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.

Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan.....
Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka...... jangan..........

Jika engkau menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw

Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah..........
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....

Amin...

Senin, 28 Januari 2008

Tangisan Chrisye

Saudaraku,
Wafatnya seseorang mengingatkan kita akan datangnya saat yang sama kepada kita, saat mulut terkunci, tak lagi dapat berkata…saat ketika tangan dan kaki berkata.

Artikel berikut artikel kiriman teman tentang suasana batin penyanyi legendaris Krismansyah Rahadi (Chrisye) saat menyanyikan lagu Ketika Tangan dan Kaki berkata.
Semoga dapat membuat kita siaga menghadapi maut.

Penyair Taufiq Ismail menulis sebuah artikel tentang Krismansyah Rahadi (1949-2007) di majalah sastra HORISON.

Krismansyah Rahadi (1949-2007): KETIKA MULUT, TAK LAGI BERKATA

TAUFIQ ISMAIL
Di tahun 1997 saya bertemu Chrisye sehabis sebuah acara, dan dia berkata, "Bang, saya punya sebuah lagu. Saya sudah coba menuliskan kata-katanya, tapi saya tidak puas. Bisakah Abang tolong tuliskan liriknya?" Karena saya suka lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan kapan mesti selesai. Dia bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain, deadline sebulan itu bolehlah. Kaset lagu itu dikirimkannya, berikut keterangan berapa baris lirik diperlukan, dan untuk setiap larik berapa jumlah ketukannya, yang akan diisi dengan suku kata. Chrisye menginginkan puisi relijius.

Kemudian saya dengarkan lagu itu. Indah sekali. Saya suka betul. Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu begitu juga. Minggu ketiga inspirasi masih tertutup. Saya mulai gelisah. Di ujung minggu keempat tetap buntu. Saya heran. Padahal lagu itu cantik jelita. Tapi kalau ide memang macet, apa mau dikatakan. Tampaknya saya akan telepon Chrisye keesokan harinya dan saya mau bilang, " Chris, maaf ya, macet. Sori." Saya akan kembalikan pita rekaman itu. Saya punya kebiasaan rutin baca Surah Yasin. Malam itu, ketika sampai ayat 65 yang berbunyi, A'udzubillahi minasy syaithonirrojim. "Alyauma nakhtimu 'alaa afwahihim, wa tukallimuna aidhihim, wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanu yaksibuun" saya berhenti. Maknanya, "Pada hari ini Kami akan tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan." Saya tergugah. Makna ayat tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa!

Saya hidupkan lagi pita rekaman dan saya bergegas memindahkan makna itu ke larik-larik lagu tersebut. Pada mulanya saya ragu apakah makna yang sangat berbobot itu akan bisa masuk pas ke dalamnya. Bismillah. Keragu-raguan teratasi dan alhamdulillah penulisan lirik itu selesai. Lagu itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Keesokannya dengan lega saya berkata di telepon," Chris, alhamdulillah selesai". Chrisye sangat gembira. Saya belum beritahu padanya asal-usul inspirasi lirik tersebut. Berikutnya hal tidak biasa terjadilah. Ketika berlatih di kamar menyanyikannya baru dua baris Chrisye menangis, menyanyi lagi, menangis lagi, berkali-kali.

Di dalam memoarnya yang dituliskan Alberthiene Endah, Chrisye ? Sebuah Memoar Musikal, 2007 (halaman 308-309), bertutur Chrisye: Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan misterius yang tersimpan dalam lirik itu. Liriknya benar-benar mencekam dan menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali menyanyikan lagu itu. Baru dua baris, air mata saya membanjir. Saya coba lagi. Menangis lagi.Yanti sampai syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah lagu. Taufiq memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Lirik itu begitu merasuk dan membuat saya dihadapkan pada kenyataan, betapa tak berdayanya manusia ketika hari akhir tiba. Sepanjang malam saya gelisah. Saya akhirnya menelepon Taufiq dan menceritakan kesulitan saya. "Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat Yasin ayat 65..." kata Taufiq. Ia menyarankan saya untuk tenang saat menyanyikannya. Karena sebagaimana bunyi ayatnya, orang memang sering kali tergetar membaca isinya. Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi. Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas. Gila! Seumur-umur, sepanjang sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini. Dilumpuhkan oleh lagu sendiri!

Butuh kekuatan untuk bisa menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang sudah senewen menunggu lagu terakhir yang belum direkam itu, langsung mengingatkan saya, bahwa keberangkatan ke Australia sudah tak bisa ditunda lagi. Hari terakhir menjelang ke Australia, saya lalu mengajak Yanti ke studio, menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus untuk mendoakan saya. Dengan susah payah, akhirnya saya bisa menyanyikan lagu itu hingga selesai. Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin. Karena saya sudah menangis dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling autentik, dan tak terulang! Jangankan menyanyikannya lagi, bila saya mendengarkan lagu itu saja, rasanya ingin berlari!

Lagu itu menjadi salah satu lagu paling penting dalam deretan lagu yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan spiritual di dalamnya benar-benar meluluhkan perasaan. Itulah pengalaman batin saya yang paling dalam selama menyanyi. Penuturan Chrisye dalam memoarnya itu mengejutkan saya. Penghayatannya terhadap Pengadilan Hari Akhir sedemikian sensitif dan luar biasanya, dengan saksi tetesan air matanya. Bukan main. Saya tidak menyangka sedemikian mendalam penghayatannya terhadap makna Pengadilan Hari Akhir di hari kiamat kelak.

Mengenai menangis ketika menyanyi, hal yang serupa terjadi dengan Iin Parlina dengan lagu Rindu Rasul. Di dalam konser atau pertunjukan, Iin biasanya cuma kuat menyanyikannya dua baris, dan pada baris ketiga Iin akan menunduk dan membelakangi penonton menahan sedu sedannya. Demikian sensitif dia pada shalawat Rasul dalam lagu tersebut.

* * *
Setelah rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata selesai, dalam peluncuran album yang saya hadiri, Chrisye meneruskan titipan honorarium dari produser untuk lagu tersebut. Saya enggan menerimanya. Chrisye terkejut. "Kenapa Bang, kurang?" Saya jelaskan bahwa saya tidak orisinil menuliskan lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata itu. Saya cuma jadi tempat lewat, jadi saluran saja. Jadi saya tak berhak menerimanya. Bukankah itu dari Surah Yasin ayat 65, firman Tuhan? Saya akan bersalah menerima sesuatu yang bukan hak saya.

Kami jadi berdebat. Chrisye mengatakan bahwa dia menghargai pendirian saya, tetapi itu merepotkan administrasi. Akhirnya Chrisye menemukan jalan keluar. "Begini saja Bang, Abang tetap terima fee ini, agar administrasi rapi. Kalau Abang merasa bersalah, atau berdosa, nah, mohonlah ampun kepada Allah. Tuhan Maha Pengampun ' kan ?"

Saya pikir jalan yang ditawarkan Chrisye betul juga. Kalau saya berkeras menolak, akan kelihatan kaku, dan bisa ditafsirkan berlebihan. Akhirnya solusi Chrisye saya terima. Chrisye senang, saya pun senang.

* * *

Pada subuh hari Jum'at, 30 Maret 2007, pukul 04.08, penyanyi legendaris Chrisye wafat dalam usia 58 tahun, setelah tiga tahun lebih keluar masuk rumah sakit, termasuk berobat di Singapura. Diagnosis yang mengejutkan adalah kanker paru-paru stadium empat. Dia meninggalkan isteri, Yanti, dan empat anak, Risty, Nissa, Pasha dan Masha, 9 album proyek, 4 album sountrack, 20 album solo dan 2 filem. Semoga penyanyi yang lembut hati dan pengunjung masjid setia ini, tangan dan kakinya kelak akan bersaksi tentang amal salehnya serta menuntunnya memasuki Gerbang Hari Akhir yang semoga terbuka lebar baginya. Amin. #

Ketika Tangan dan Kaki Berkata
Lirik : Taufiq Ismail
Lagu : Chrisye

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab tiba

Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya.... sempurna

Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu yang hina

Minggu, 27 Januari 2008

Mimpi Seorang Gadis

Cerita ini dipetik dari program Motivasi Pagi -TV 3 Malaysia (6.30 pagi) oleh Ustazah Noorbayah Mahmood.

Seorang gadis datang menemui Rasulullah dengan tangan kanannya dimasukan kedalam kantung bajunya. Dari raut wajahnya, anak gadis ini sedang menanggung kesakitan yang amat sangat. Lalu Rasulullah menegurnya.

'Wahai anakku, kenapa wajahmu menampakkan kamu sedang kesakitan dan apa yang kamu tutupi di tanganmu?'

Lalu gadis malang ini pun menceritakan hal yang terjadi padanya, 'Ya,Rasulullah, sesungguhnya aku adalah anak yatim piatu. Malam tadi aku telah bermimpi dan mimpiku itu telah membuat aku menanggung kesakitan ini'. Balas gadis tadi'.

Jika tidak keberatan, ceritakanlah mimpimu itu wahai anakku'. Rasulullah mulai tertarik dengan penjelasan gadis tersebut. 'Aku bermimpi berjumpa ibuku di dalam neraka. Keadaannya amat menyedihkan. Ibuku meminta diberikan air kerana dia amat dahaga kerana kepanasan api neraka itu hingga peluh tidak sempat keluar kerana kekeringan sekelip mata.' Gadis itu berhenti seketika menahan tangisnya.'

Kemudian kulihat ditangan kirinya ada segumpal keju dan ditangan kanannya ada sehelai kain kecil. Beliau mengibas-ngibaskan kedua-dua benda tersebut untuk menghalang api dari membakar tubuhnya. Lantas aku bertanya ibuku, kenapa dia menerima balasan sebegitu rupa sedangkan ketika hidupnya ibuku adalah seorang hamba yang patuh dengan ajaran islam dan isteri yang taat kepada suaminya?

Lalu ibuku memberitahu bahwa ketika hidupnya dia amat bakhil. Hanya dua benda itu saja yaitu segumpal keju dan sehelai kain kecil yang pernah disedekahkan kepada kaum fakir miskin. Yang lainnya hanya untuk berfoya dan menunjukkan kelebihan hartanya saja kepada orang lain.

Lalu aku terus mencari ayahku. Rupanya beliau berada di syurga dan sedang menjamu penghuni syurga dengan makanan yang lezat dan minuman dari telaga.

Ayahku memang amat terkenal kerana sikapnya yang dermawan dan suka beramal. Lalu aku bertanya kepada ayahku. 'Wahai ayah, ibu sedang kehausan dan menaggung azab di neraka. Tidakkah ayah ingin membantu ibu sedangkan di dunia kulihat ibu amat mentaatimu dan menuruti perintah agama.

Lalu dijawab oleh ayahnya. Sesungguhnya beliau dan semua penghuni syurga telah dilarang oleh Allah dari memberi walau setitik air kepada isterinya kerana itu adalah pembalasan untuk kebakhilan yang dilakukan ketika didunia.

Oleh kerana kasihan melihat azab yang diterima oleh ibuku, aku lantas mengmbil sedikit air dengan telapak tangan kananku lalu kubawa ke neraka.Belum sempat air tersebut mencapai bibir ibuku, api neraka telah menyambar tangankuhingga melepuh. Seketika itu juga aku tersedar dan mendapati tapak tanganku melepuh seperti ini.Itulah sebabnya aku datang menjumpai engkau ya Rasulullah'.

Panjang lebar gadis itu bercerita sambil airmatanya tidak henti-hentinya mengalir dipipi. Rasulullah kemudian meletakkan tongkatnya ke telapak tangan gadis tersebut lalu menadah tangan, berdoa memohon petunjuk dari Allah. Jika sekiranya mimpi gadis tersebut adalah benar maka sembuhkanlah agar menjadi iktibar untuk beliau dan semua umat islam. Lalu berkat kebesaranNya tangan gadis tersebut sembuh.

Rasulullah lantas berkata, 'Wahai anakku, pulanglah. Banyakkan bersedekah dan berzikir dan pahalanya kau berikan kepada ibumu. Mudah-mudahan segala dosanya terampun. INSYA ALLAH'.

Senin, 14 Januari 2008

Alhamdulillah Aku Masuk Neraka

alkisah, di zaman Nabi Musa as, ada seorang rahib bertanya kepada Nabi Musa as.“hai Musa, aku bertanya kepadamu, kira2 setelah mati nanti, di manakah tempatku? di surga atau di neraka?”“wah, itu urusan Allah. aku tidak tau tentang itu.” jawab Nabi Musa“sebagai nabi Allah, pastilah kamu dapat menanyakannya kepada Allah.”“oke… aku akan meminta petunjuk kepada Allah tentang tempatmu kelak.” jawab Nabi Musa.

setelah tiga hari, Nabi Musa kembali dengan membawa jawaban untuk si rahib.“tempatmu di surga karena ketaatanmu kepada Allah.” jawaban Nabi Musa“o.. iya, tentu tempatku di sana. aku sudah mengiranya. thanks ya Musa.” rahib berlalu sambil tersenyum-senyum.
tidak lama kemudian, datanglah pemuda yang terkenal pemabuk, perampok, dan penjahat. hampir segala kejahatan pernah dia lakukan. si pemuda mendekati Nabi Musa dengan membawa pertanyaan yang sama dengan sang rahib. Nabi Musa juga tidak langsung menjawab, tapi menangguhkannya sampai tiga hari.

pada hari ketiga, si pemuda kembali bertanya kepada Nabi Musa tentang tempatnya kelak sesudah mati.“tempatmu di neraka, karen kedurhakaan yang telah kamu lakukan.”“alhamdulillah, aku masuk neraka.” jawab si pemuda yang membuat Nabi Musa heran.“kenapa kamu bahagia dengan neraka sebagai tempat hari depanmu?” tanya Nabi Musa.“aku bahagia, setidaknya Allah masih mnegingatku, memedulikanku, serta memberikanku tempat setelah aku mati kelak. sungguh Allah adalah Zat Yang Maha Pemurah.”

konon, kisah kedua orang tersebut terbalik di akhir ceritanya. sang rahib ditempatkan di neraka karena ksombongannya. dan si pemuda masuk surga karena keikhlasannya, juga karena si pemuda berobat setelah pertemuannya dengan Nabi Musa.

Kamis, 10 Januari 2008

Cinta Karena Allah

Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan
Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu: 1) Iman yang kuat, 2) Ikhlas dalam beramal, dan 3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

Minggu, 06 Januari 2008

Vaksin Penyebab Autis

Dari Seorang Sahabat - Buat para Pasangan MUDA, oom dan tante yg punya keponakan atau bahkan calon ibu, perlu nih dibaca ttg autisme. Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya ber-hati2.

Setelah kesibukan yg menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku "Children with Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless,MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo.Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000, itu benar2 membuka mata saya, dan sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder. Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis. Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 - Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata 2 macam vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an. Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akhir tahun 2001. Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumah sakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah "diracuni" oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus terapi ABA, Okupasi, dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat besar biayanya.

Melalui tulisan ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Departemen Kesehatan, tolonglah baca buku tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yang masih mengandung Thimerosal. Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah terjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut diekspor dengan harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke pedesaan. Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dengan menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah bernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yang tidak mengandung Thimerosal.

Juga tolong tulisan ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang tua, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya. Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yang untuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA, Okupasi, dokter ahliAutisme (yang daftar tunggunya sampai berbulan-bulan) , yang besarnya sampai jutaan Rupiah per bulannya.Terakhir, mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman-teman senasibnya di Indonesia yang sekarang sedang berjuang membebaskan diri dari belenggu Autisme."

Let's share with others... Show them that WE care.

Khalwat (Pacaran), Adakah Yang Islami ??

Perkawinan kerap diawali dulu dengan proses pacaran. Rasanya, kurang afdhal kalau nikah tanpa pacaran. Terlebih bagi pasangan yang usianya tergolong masih remaja, bercinta adalah rangkaian awal merajut tali perkawinan. Namun, benarkah berpacaran dilarang oleh Islam? Adakah pacaran yang diperbolehkan?

“Yang muda, yang bercinta”. Mungkin itulah deskripsi yang sangat pas untuk memotret dunia remaja masa kini. Pacaran sudah demikian membudaya di setiap sudut kota , bahkan sampai di pelosok desa. Yang agak fenomenal (sekaligus mengejutkan) , budaya pacaran tak hanya monopoli kaum remaja semata, kini, anak-anak kecil yang masih ingusan pun banyak yang sudah kenal pacaran. Kita bisa lihat dengan mata telanjang sejumlah pasangan ABG (Anak Baru Gede) seusia anak SD, SLTP yang terseret jalinan asmara . Nah?

Budaya pacaran demikian tertanam kuat lantaran ‘virus’ yang disebarkan lewat film-film yang ditayangkan tanpa reserve. Kisah-kisah percintaan menyebar luas dalam sejumlah media, televise, buku, novel, dan sejenisnya. Apalagi perkembangan teknologi dunia maya kini memungkinkan penyebaran informasi dan komunikasi yang semakin dahsyat tanpa bisa dikontrol. Semua hamper bisa dinikmati secara bebas oleh siapa pun, tak memandan usia. Ditambah lagi banyaknya tempat-tempat diskotik, bioskop, cafĂ©, fasilitas gaul anak muda, tempat nongkrong atau tempat-tempat sepi yang tersedia buat mereka yang ingin bercinta.

Ya, pacaran. Sebuah kata yang sangatmenarik untuk dibicarakan, sekan tak ada habis-habisnya sepanjang roda zaman ini masih berputar. Pro-kontra mengenainya pun sudah ada sejak pacaran itu sendiri ada. Generasi muda Islam saat ini seringkali menayakan hal pacaran. Kebanyakan yang ditanyakan ‘fikih pacaran’. Kebanyakan mereka bertanya, “Sebenarnya boleh tidak sih pacaran itu?”. Atau,” Ada tidak pacaran yang Islami itu?”. Serta pertanyaan lain yang masih senada.

Khalwat = Pacaran?
Dalam bahasa Arab, pacaran dikenal dengan khalwat . Secara etimologis, khalwat berarti sunyi atau sepi. Dalam terminologi hukum Islam, khalwat didefinisikan dengan “keberadaan seorang pria dan wanita ajnabi (wanita yang tidak ada hubungan kekerabatan dengan laki-laki itu sehingga halal menikahinya) di tempat yang sepi tanpa didampingi oleh mahram dari pihak laki-laki atau perempuan”. Yang dimaksud dengan wanita ajnabi, wanita yang tidak termasuk mahram. Mahram dalam al-Qur’an yaitu ibu yang menyusui, saudara perempuan sepersususan, mertua, dan lain-lain.

Menurut kesepakatan ulama fikih, pacaran dalam arti positif yaitu saling mengasihi dan mencintai antara pria dan wanita yang tidak melanggar ketentuan Islam, diperbolehkan. Alasannya, Nabi memang menganjurkan agar sesame manusia saling mengasihi dan mencintai, termasuk antara pria dan wanita. Rasulullah memerintahkan umatnya agar memuliakan dan mengasihi perempuan, sebagaimana sabdanya: “Tiada yang lebihmulia kecuali laki-laki yang memuliakan/mengasih i perempuan dan tiada yang lebih hina kecuali laki-laki yang menghina perempuan’ (HR. Ibnu Asakir dari Ali bin Abi Thalib).

Meski Islam memandang pacaran dalam pengertian saling mencintai dan mengasihi antara pria dan wanita sebagai sikap terpuji, para fuqaha sepakat mengharamkan kegiatan berdua di tempat-tempat yang sepi yang memungkinkan mereka melakukan maksiat, karena jelas pacaran tidak sama dengan penikahan.

Alasan pengharaman ini antara lain Hadits dari Ibnu Abbas:”Aku pernah mendengar Rasulullah berkhutbah, di dalam khutbahnya beliau berkata: “Tidak boleh berkhalwat seorang laki-laki dan seorang perempuan kecuali didampingi oleh salah seorang mahram. Dan tidak boleh keduanya keduanya berpergian tanpa ada mahram yang menyertai mereka”. Kemudian salah seoran sahabat bertanya kepada beliau: “Ya Rasulullah, istriku hendak berangkat menunaikan ibadah haji, sedang aku sendiri telah bertekad untuk menyertaimu dalam beberapa peperangan”. Rasulullah berkata:”Pergilah! Dampingi istrimu menunaikan haji, tinggalkan peperangan!” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Berdasar pada hadits ini, ulama fikih sepakat mengatakan bahwa khalwat antara seorang pria dan seorang wanita ajnabi tanpa disertai dengan mahram adalah haram, meski keduanya tidak melanggar hal-hal yang melanggar ajaran Islam, karena larangan ditujukan pada perbuatan khalwatnya.

Larangan khalwat antara laki-laki dan teman lawan jenisnya adalah karena ada dugaan keras akan terjadinya kemaksiatan. Sebagaimana disinyalir oleh Nabi dalam sabdanya yang diterima dari Amir bin Rabi’ah:”Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan, dan hal itu tidak halal baginya karena yang ketiga di antara mereka adalah setan, kecuali ada mahram yang mendampingi mereka”(HR. Ahmad bin Hanbal).

Hadits Nabi tersebuit hendak menyatakan, peluang bagi setan untuk memperday orang yang berpacaran adalah ketika mereka asyik berduaan di tempat-tempat nan sunyi. Namun dengan hadirnya salah seorang mahram dari mereka, peluang setan menjadi tertutup, dan dengan demikian tak perlu dikhawatirkan terjadinya kemaksiatan kecuali mereka bersekongkol.

Uraian di atas sebenarnya memberi pengertian, hakikat khalwat itu danya kemungkinan terjadi perbuatan maksiat antara laki-laki dan perempuan bila saling beduaan, dan tidak hanya tergantung pada kondisi ramai atau sepinya tempat mereka untuk berdua-duaan. Di perlbagai di mana saja yang memungkinkan mereka berbuat maksiat bisa disebut khalwat. Sebab itu, Nabi pun melarang setiap orang memasuki rumah wanita ketika mahramnya tidak ada di dalam rumah tersebut.”…Laki-laki tidak boleh memasuki rumah wanita kecuali ada mahramnya.”(HR. al-Bukhari dan Muslim).

Pacaran via Chatting dan Telepon
Sebagian kalangan berpendapat, tidak tepat jika khalwat hanya dimaknai duduk berduaan secara fisik. Yang lebih tepat dalam pengertian luasnya, menurut kalangan ini, yaitu bersepi-sepi dari kehadiran orang lain. Ketika dua sejoli ngobrol asyik via telepon atau chatting dan hanya mereka saja tanpa kehadiran yang lainnya, maka hakikatnya mereka sedang menyepi dari manusia. Sehingga tindakan itu bisa dikatakan berkhalawat, meski secara fisik mereka tidak berda dalam satu tempat. Khalwat ini disebut ‘khalwat virtual’.

Bagi kalangan yang berpendapat demikian, khalwat (pacaran) virtual dinilai lebih bahaya dampak negatifnya, karena luput dari perhatiaan orang. Contoh perbandingannya, orang yang pacaran berdua duduk di kebun, bisa jadi tertangkap aparat dan diarak keliling kampong, tapi pacaran via chatting, hukum mana yang bisa melarangnya dan petugas mana yang bisa menangkapnya? Sehingga dengan chatting, pasangan itu bisa bebas pacaran bejam-jam.

Mestinya modus khalwat ara baru ini jadi perhatian kaum agamawan. Bukankah sekarang sudah banyak modus pacaran party line via telepon dengan tarif tertentu.

Selama ini kita mengangap bahwa pacaran itu adalah metode untuk melakukan pendekatan untuk mengenal lebih dekat. Namun, kenyataanya tujuan itu malah jarang tercapai.Alih- alih melakukan pendekatan, yang terjadi justru melakukan sekian banyak kemaksiatan.

Banyak juga orang salah kaprah yang menganggap khalwat bersama tunangan tak jadi persoalan secara syara’ dan bahkan menjadi kebiasaan yang seolah tak dicela agama. Sehingga orangtua yang permisif ini membiarkan anaknya pergi berdua dengan sang tunangan tanpa mahram. Padahal, Islam tegas melarang!

Adakah Pacaran Islami?
Bagaimana seorang laki-laki bisa mengenal calon pasangan hidupnya kalau bukan dengan cara pacaran? Islam sesungguhnua membolehkan laki-laki yang meminang memandang dan mengenal lebih dekat perempuan yang dipinang, atau sebaliknya. Islam pun sejak awal sudah memperkenalkan ta’aruf sebagai sarana melakukan pengenalan dan pendekatan. Ta’aruf inilah yang bisa disebut pacaran yang syar’i bisa dilihat dari tujuan dan caranya. Ta’aruf adalah sesuatu syar’i bagi pasangan yang ingin nikah. Tujuan ta’aruf jelas untuk mengetahui kriteria calon pasangan.

Ketika melakukan ta’aruf, seseorang baik pihak laki-laki atau wanita berhak untuk bertanya detail, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya. Dalam ta’aruf dengan calon pasangan, pihak laki dan wanita dipersilahkan menanyakan apa saj kira-kira yang terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tentu sja semua itu harus dilakukan dengan penuh etika Islami. Tidak boleh dilakukan Cuma berdua, Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi ta’aruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih pada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang dalam rumah tangga kelak. Di sinilah letak perbedaan antara khalwat dengan ta’aruf.

Amarah vs Amalan

Seorang dermawan selalu memberikan sedekah kepada orang-orang tidak mampu disekitarnya, dan dia selalu menugaskan anaknya untuk mendata siapa-siapa saja yang pantas untuk mendapatkan sedekah. Suatu saat sang ayah marah kepada si fulan, saat sang anak mengetahui hal itu, dia langsung menghapus nama fulan dalam daftar orang tidak mampu yang akan diberi sedekah.

Saat sang ayah memeriksa daftar, terlihat dahinya berkerut, ”Kenapa tidak ada nama si fulan di dalam daftar ini?”
Seketika sang anak menjawab, ”Bukankah ayah marah kepadanya?”
”Anakku... Aku tidak melibatkan amarah dalam melakukan segala amalanku”

Kamis, 03 Januari 2008

Kucing Adalah Kucing Karena Tikus Adalah Tikus

Akmal Sjafri - Manusia memang tak pernah hidup sendiri. Keadaannya dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan tidak salah kiranya jika kita katakan bahwa jati diri seseorang tergantung pada orang lain. Dalam bahasa yang lebih cantiknya, “saudara kita adalah cermin dari diri kita sendiri.”

Sebagai contoh, tidak layak seorang lelaki menepuk-nepuk dadanya dengan membanggakan diri sebagai kepala rumah tangga yang baik, sementara istri dan anaknya tidak berpendapat demikian. Tidak mungkin ia bisa menjadi juri bagi dirinya sendiri. Jika ingin tahu kualitas seorang kepala rumah tangga, maka referensi terbaik adalah anak dan istrinya.
Dalam Islam, tidak ada yang boleh mengaku (atau merasa) sudah saleh jika masih cuek-bebek dengan keadaan tetangganya. Jangan merasa sudah bertaqwa hanya dengan modal shalat, shaum, zakat, dan naik haji. Kualitas diri seseorang juga sangat tergantung pada ‘sertifikasi’ yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya.

Tidak semua orang bisa jadi pemimpin, apalagi pemimpin yang sukses. Pemimpin hanya bisa sukses jika orang-orang yang dipimpin mengakuinya sebagai pemimpin dan – dengan sendirinya – patuh pada instruksinya. Jika di mata bawahannya ia hanyalah seorang oportunis yang menyebalkan, maka sampai kapan pun ia takkan pernah sukses, karena timnya tidak solid.
Menurut Ibnu Khaldun, sebuah bangsa akan terpuruk jika sudah memenuhi syarat untuk terpuruk. Jika bangsa itu dipandang sebagai bangsa yang mudah untuk dikendalikan, maka bangsa-bangsa lain akan berlomba mencaploknya. Begitulah ironinya. Seringkali seseorang tertindas karena ia sendiri yang menunjukkan ‘bakat’ untuk menjadi yang tertindas.

Beberapa waktu yang lalu, saya menyaksikan sebuah liputan hasil penelitian mutakhir seputar ‘syaraf takut’ pada tikus. Secara alamiah, tikus memang menganggap kucing sebagai makhluk yang berbahaya. Entah bagaimana, tikus-tikus (terutama yang badannya kecil) mewariskan pengetahuan ini dari generasi ke generasi. Akibatnya, reaksi umum seekor tikus ketika bertemu kucing adalah lari ketakutan.

Entah bagaimana, para ahli menemukan suatu cara untuk mengatasi ketakutan tersebut. Beberapa tikus dijadikan bahan eksperimen dengan mematikan syaraf yang membuatnya merasa takut pada kucing. Setelah proses yang njelimet itu, tikus-tikus itu pun berubah menjadi ‘supertikus’: mereka tidak lagi takut kepada kucing. Mereka memperlakukan kucing sebagaimana hal-hal baru lainnya dalam hidup. Mereka mendatanginya, menyodorkan moncong ke arahnya, mencium baunya, mengendus-endus di depan mukanya, bahkan sampai berani mencolek-colek wajah kucing.

Bagaimana nasib si kucing? Di hadapan tikus-tikus ajaib itu, ternyata sang predator malah kebingungan sendiri. Apa yang terjadi? Mengapa tikus-tikus itu menjadi ‘tidak tahu diri’? Mengapa mereka tidak takut lagi dengan saya? Begitulah kira-kira pertanyaan yang berkecamuk dalam benak si kucing.

Kejadian ini sebenarnya tidak seberapa mengherankan. Kita sering melihatnya dalam kehidupan sehari-hari, meski dalam bentuk yang berbeda. Jika ada mobil menyenggol mobil lainnya, misalnya, perdebatan mengenai siapa yang salah biasanya tidak ditentukan oleh polisi, bukti, ataupun saksi, melainkan siapa yang lebih agresif dalam ‘melakukan serangan’. Siapa yang lebih galak biasanya akan menang.

Begitulah dunia intimidasi. Siapa yang lebih nekat biasanya sudah setengah jalan menuju kemenangan. Sebaliknya, mereka yang sebenarnya punya potensi untuk berjaya tapi terlalu takut untuk menghadapi tantangan akan tertinggal di belakang. Mereka yang kalah oleh intimidasi sudah kalah sebelum bertarung.

Menyusul kepergian Syafiq Mughni –seorang petinggi Muhammadiyah dari Jawa Timur– ke markas zionis Israel beberapa waktu yang lalu masih menyisakan sesal bagi banyak pihak. Syafiq Mughni sendiri sempat melayangkan ‘pembelaannya’ mengenai insiden ini. Meski demikian, pertanyaan besarnya tetap belum terjawab: Mengapa Syafiq Mughni bersikap begitu ‘mesra’ dengan kaum Zionis?

Syafiq Mughni tidak pulang tanpa oleh-oleh. Sekembalinya dari markas Zionis, selain menulis artikel pembelaan diri tadi, ia juga menggambarkan hasil pemikirannya selama perjalanan itu dan dimuat di surat kabar Jawa Pos. Salah satu inti dari pemikirannya adalah bahwa Israel terlalu kuat (lihat paragraf ke-13) untuk dihadapi secara militer. Dengan demikian, Syafiq Mughni menyarankan Palestina untuk menggunakan pola perjuangan yang lebih lunak dan kooperatif terhadap kaum penjajahnya. Tidak makan waktu lama, artikel ini langsung disambut dengan artikel sanggahan yang sangat keras karya Khalid Amayreh, seorang jurnalis asli Palestina. Isi artikel tersebut benar-benar menggambarkan pedihnya hati seorang Muslim Palestina menyaksikan ‘cendekiawan Muslim’ dari negeri yang konon memiliki jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia, namun asyik ‘bermesraan’ dengan Shimon Peres.

Barangkali memang beginilah wajah dunia intimidasi itu. Kucing adalah kucing karena tikus adalah tikus. Ketika tikus berubah menjadi ‘supertikus’, barulah kucing mati langkah. Hal ini harus menjadi bahan pemikiran kita bersama. Barangkali kaum Zionis menjadi kuat karena kita terlalu pengecut. Barangkali mereka bebas menjajah saudara-saudara kita karena kita sendiri yang merasa tak mampu melawannya. Jika tikus pun bisa menjadi ‘supertikus’, lantas mengapa masih ada saja ‘cendekiawan Muslim’ yang bermental tikus?

Selasa, 01 Januari 2008

Mencari Rumah Allah

Jika Kabah dan juga kompleks Masjidil Haram di Mekah, benar adalah Rumah Allah (baitullah) lalu apakah Allah bisa dijumpai di sana? Aku menunaikan haji dan bertamu ke rumah Allah, tapi tak kutemukan si Pemilik Rumah itu melainkan lautan manusia yang berputar mengelilingi Kabah.

SEPERTI itulah konon pertanyaan-pertanya an almarhum Haji Abdul Malik Karim Amrullah ketika menunaikan syariat ibadah yang kelima yaitu berhaji untuk kali pertama. Ketika berkesempatan naik haji untuk kali kedua, pertanyaan yang sama masih berkecamuk dalam diri ulama yang dikenal dengan sebutan Hamka itu. Tapi Hamka tetap tak menemukan jawaban. Dia terus mencari jawaban, kendati tak bertanya kepada manusia. Pada ibadah haji yang ketiga, Hamka menemukan jawaban atas semua pertanyaan dirinya. Allah si Pemilik dan Tuan Rumah itu, memang ada. Bukan di dalam Kabah, tak pula di kompleks Masjidil Haram, apalagi di kota Mekah. Hamka menemukan Allah justru di hati. Ketika pulang ke Indonesia, Hamka menuangkan pengalamannya bertemu Allah itu ke dalam buku Tasawuf Modern.Bagi kaum Muslim, Kabah adalah kiblat. Sebuah titik di muka bumi, sebuah arah ke mana kaum Muslim menghadapkan wajah ketika shalat. Di Mekah setiap tahun ratusan ribu bahkan jutaan peziarah dari semua negeri Muslim berkumpul. Mengunjungi Kabah melaksanakan qurban dan memperbarui ketaatan mereka kepada Allah dan berjanji untuk menjalankan suatu kehidupan baru yang pantas bagi seorang Muslim.Dari Kabah, sejarah perjuangan sebagian para orang suci di mulai dan ditegakkan. Nabi Adam bertemu Hawa di tempat Kabah sekarang berdiri. Nabi Ibrahim dibantu Ismail, anaknya, membangun Kabah sehingga berbentuk seperti yang terlihat sekarang. Nabi Muhammad membersihkan Kabah dan semua berhala Arabia dan memberikan cahaya, agama, kegemberiaan, dan kekuatan kepada kaum musyirikan Arab yang bodoh yang dalam waktu singkat menyebarkan cahaya itu ke empat penjuru bumi.Selain di dalam Alquran dan hadits, kisah tentang Kabah juga banyak diceritakan oleh Taurat dan Injil (bahkan ketika dua kitab itu sudah dimanipulasi) . Seorang sophee atau ahli ramal dalam penglihatan ghaib kaum Yahudi menceritakan bagaimana Yerusalem di bumi diangkat dan dipindahkan ke sebuah negeri di selatan. Yerusalem baru itu tak lain adalah Mekah, karena ia berada di negeri sebelah selatan dengan dua bukit Marwa dan Safa yang menyandang nama yang sama dengan Moriah dan Zion. Dua tempat itu memiliki sumber dan siginifikansi yang sama tapi Yerusalem bermula lebih awal. Irushalem atau Urushalem lama menjadi kota Cahaya dan Kedamaian. Cerita itu diungkap oleh David Benyamin Keldani (Abdul Ahad Dawud), seorang bekas pastor Katolik yang mencoba mencari jawaban mengapa Taurat dan Injil tak mau mengakui Muhammad dalam buku Menguak Misteri Muhammad.Tapi benarkah Kabah adalah Rumah Allah, seperti Hamka pernah bertanya? Ketika Nabi Muhammad menghancurkan seluruh patung yang berada di dalam Kabah, yang sebenarnya dimusnahkan adalah kebusukan dan kebodohan manusia. Seluruh berhala yang dihancurkan oleh Nabi Muhammad hanyalah simbol. Karena itu, bukan soal patung (yang dihancurkan) itu benar, pelajaran yang hendak disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada manusia. Melainkan belajarlah untuk membersihkan hati sehingga bisa bersikap sebagai manusia yang tidak bodoh. Bait Allah (Kabah) yang sebenarnya, karena itu mestinya juga dipahami tidak hanya secara kasat mata (lahir). Namun yang lebih mendasar dan penting, harus diyakini bahwa Bait Allah adalah juga tak tampak dan bersemayan pada hati (rasa) manusia. Di sanalah, di hati manusia itu sebenarnya seluruh tawaf perenungan selalu berputar, tempat lari-lari kecil dari kehidupan dunia dan melempar jumrah kebusukan.Maka ketika seorang Muslim pergi ke Mekah untuk berhaji dan berharap menjumpai Allah di Kabah dan Masjidil Haram, dia dipastikan akan menelan kekecewaan. Allah dan juga Bait Allah tak seperti dibayangkan, dan bisa dimengerti seperti pemahaman banyak orang tentang Allah dan Bait Allah. Hamka pernah kecewa, karena pemahaman tentang Allah dan Bait Allah seperti diakui sendiri oleh Hamka sebelumnya ternyata memang tidak tepat. Isyarat bahwa Kabah adalah Bait Allah bukan dalam pemahaman bahwa Allah bermukim di sebuah tempat kudus seperti Kabah. Kabah hanyalah pertanda, simbol, dan isyarat bagi sebuah pemahaman yang luas dan tak terbatas tentang Bait Allah yang sebenarnya. Ia (Kabah) bisa dipahami secara harfiah dan secara jasad tapi juga bisa dipahami secara secara lebih esensial hakiki.